Isnin, 26 November 2012


MIDTERM DARI PAK TENGKU. M. JAFAR

Bismillahirramanirrahim….
APAKAH TETAP ADA MARTABAT MANUSIA  KETIKA MANUSIA MELAKUKAN DOSA DAN MARTABAT MANUSIA HARUS TETAP DIHARGAI, APAKAH MARTABAT MANUSIA DALAM PERSPEKTIF ISLAM?
Martabat manusia perlu dihargai walau dia melakukan kesilapan. Tidak mengira ras, suku dan bangsa malah warna kulit. Islam tidak memandang akan harta tetapi agamanya, islam itu releven.  Boleh bertobat bila melakukan kesalahan. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:
  «كل ابن آدم خطاء، وخير الخطَّائين التوّابون »
 Maksudnya:“Setiap anak Adam itu sentiasa melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan ialah mereka yang sentiasa bertobat.” (Hadis riwat Ahmad).
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling tinggi darjatnya melebihi makhluk yang lain. Ini karna Allah menjadikan manusia sebaik-baik kejadian, sesuai dengan firmannya:
                                                                                                        
   {لَقَدْ خَلَقْنَا الإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ}

Maksudnya: “sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”( .surah at-tiin ayat 4)

Islam menhalalkan darah pada 3 kelompok:1) Murtad
                                                                  2)Membunuh
                                                                  3)Peperangan (misalnya di Gaza).

Ajaran islam tidak mengajar kekerasan dan boleh menhakimi tanpa bukti. Islam amat teliti tidak menjatuhkan sesuatu perkara saecara tergesa-gesa ,di karnakan itu saya tidak bersetuju dengan apa yang berlaku sekarang menhakimi orang secara tergesa-gesa. Islam itu syumul, mengapa harus mengikut hawa nafsu untuk menyelesaikan masalah.

Misalnya kasus minggu, 18 November 2012, 10:17 WIB (The Atjeh Post). Yang berlaku kepada Teungku Aiyub Syahkubat dan pengikutnya yang dikatakan membawa Aliran sesat. Udah dibunuh malah dibakar mana martabat dia sebagai manusia. Menurut saya kasus teungku Aiyub bisa diselamatkan jika kita menolong dia melalui nasihat dan bimbingan dari penguasa. Dalam waktu yang sama penguasa perlu turut serta untuk menolong dia ke jalan yang benar.

 Manusia tidak terlepas dari hubungan dengan Allah dan sesama manusia. Dosa atau pahala bukan kita yang tentukan. Manusia dikurniakan akal untuk berpikir yang mana yang baik dan yang mana yang buruk. Martabaat manusia sangat tinggi disisi Allah. Dalam membicarakan bab kesalahan manusia dengan Allah SWT, maka sesungguhnya hal ini menjelaskan kepada manusia betapa Allah SWT itu Maha Pengampun ke atas setiap hamba-Nya yang benar-benar ikhlas dalam mencari keredhaan Allah SWT. Apa yang pasti, apa juga kesalahan yang dilakukan oleh manusia, selain daripada menyekutukan-Nya, maka pintu keampunan Allah SWT itu amat luas.

Dalam hadis yang lain, Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Sesungguhnya Allah membuka tangan selebar-lebarnya pada waktu siang untuk menerima tobat orang yang membuat jahat pada waktu malam, membuka tangan selebar-lebarnya pada waktu malam untuk menerima tobat orang yang melakukan maksiat pada waktu siang. Hal ini berterusan sehinggalah matahari terbit dari arah barat.” (Hadis riwayat Muslim).

Selain itu kita tidak terlepas dari segala dosa kecil mahupun dosa besar.Hadis ini menerangkan tentang dosa besar. Allah itu maha mengampun dan maha pendengar maka pintu tobat di buka seluas-luasnya pada mereka.

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Jauhilah tujuh hal yang merusak. Ada yang bertanya: Ya Rasulullah, apa tujuh hal itu? Rasulullah saw. bersabda: Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar, makan harta anak yatim, makan riba, lari dari medan pertempuran dan menuduh berzina wanita-wanita yang terjaga (dari berzina) yang lalai dan beriman. (Shahih Muslim No.129)

Firman Allah SWT yang bermaksud: “Katakanlah (wahai Muhammad): Wahai hamba-Ku yang melampau batas terhadap diri mereka sendiri (dengan perbuatan maksiat), janganlah kamu berputus asa daripada rahmat Allah kerana sesungguhnya Dia juga yang mengampunkan segala dosa. 
Sesungguhnya Dia juga yang Maha Pengampun lagi Maha Mengasihani.” (Surah al-Zumar, ayat 53)
Namun, keluasan rahmat Allah SWT ini tidak bisa disalah artikan oleh manusia. Sifat Allah SWT yang Maha Pengampun tidak sekali-kali memberi ijin kepada setiap hamba-Nya untuk melakukan kesalahan dan dosa sesuka hati. Adakah kita yakin bahawa kita akan sempat untuk bertaubat kepada Allah SWT di atas apa juga keterlanjuran kita? Adakah kita akan tergolong dalam kalangan hamba-Nya yang terpilih untuk bertaubat kepada-Nya? Inilah antara persoalan yang harus disematkan dalam fikiran setiap Muslim. Sesungguhnya kesemua perkara bergantung sepenuhnya di atas restu dan rahmat Allah SWT.

Tobat tidak bisa ditunda karna kita enggak bisa mengetahui kapan kita mati oleh karnakan itu, kita tidak bisa menunda tobat. Iblis udah berjanji dengan Allah untuk menyesatkan anak Adam sampai akhir zaman.  Allah Subhanahu Wa Ta'Ala
 berfirman : Hai manusia, Sesungguhnya janji Allah adalah benar, Maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah [ Al-Faathir : 5 ]

Dalam sebuah hadis juga, Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Iblis berkata kepada Tuhannya: Dengan keagungan dan kebesaran-Mu, aku tidak akan berhenti menyesatkan anak Adam selama mereka masih bernyawa.” Lalu Allah berfirman yang bermaksud: “Dengan keagungan dan kebesaran-Ku, Aku tidak akan berhenti mengampuni mereka selama mereka beristighfar.” (Hadis riwayat Ahmad).

 Amalan berzikir atau beristighfar merupakan antara cara yang boleh dilakukan bagi memohon keampunan daripada Allah SWT. Bacaan istighfar harus dijadikan amalan harian sepertimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Zikir “Sayyid al-Istighfar” (Penghulu Istighfar) gayaknya dijadikan amalan harian, pada setiap waktu. 

Apa yang perlu menjadi ingatan semua, setiap kesalahan dan dosa yang pernah kita lakukan, seharusnya ia menjadi rahasia dalam diri kita sahaja. Tidak perlu diceritakan segala dosa lampau yang pernah kita lakukan kepada orang lain. Hal ini penting, demi menjaga maruah dan aib diri sendiri pada masa kini mahupun akan datang. Tidak mustahil, pada masa akan datang, jika kita telah insaf dan bertobat serta menjauhkan diri daripada kesalahan tersebut, ia bakal dicerita kembali oleh orang yang pernah mendengar kisah lampau ini mau menjaga martabat manusia dari jatuhin.

Martabat manusia dan maruah mestilah dijaga. Tidak perlu dihebahkan dosa dan kesalahan yang lalu. Apa yang sepatutnya kita lakukan ialah mengadu dan ceritakanlah salah silap kita di hadapan Allah SWT dengan rasa penuh insaf dan mengharapkan keampunan-Nya. InsyaAllah segala dosa dan kesalahan kita akan diampunkan oleh-Nya.

Allah SWT berfirman yang bermaksud: “Barang siapa yang bertobat sesudah melakukan kejahatan, lalu memilih jalan lurus. Maka sesungguhnya Allah menerima tobatnya dan Tuhan itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Surah al-Maidah, ayat 39).

 Kesimpulannya:
Martabat manusia perlu dihargai, walau dia melakukan kesalahan yang berat malah kita perlu menyeru mereka kepada kebaikkan. Kita tidak berhak menhukum mereka karna itu hubungan mereka dengan Allah, kita hanya mampu menyeru kepada kebaikkan dan mendoakan mereka agar mereka berubah.

1 ulasan: